Nama : Nurul Syahputri Sulaiman
Prodi : Teknik Pertanian
Fakultas : Pertanian, Universitas Syiah kuala
Dosen
: Dr. Kiman Siregar, S.TP, M.Si
Mata
Kuliah : Termodinamika dan Pindah panas
MESIN DAN SIKLUS CARNOT
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari- hari termodinamika merupakan salah satu cabang
ilmu fisika yang memusatkan pada energy, terutama energi panas dan perpindahan
panas. Bercerita tentang termodinamika, kita sering mendengar istilah siklus
carnot atau mesin carnot. Yang dimaksudkan dengan mesin carnot adalah mesin
kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus reversibel yang
disebut Siklus Carnot.
Contoh mudah mengenai
mesin carnot dengan efisiensi mendekati 100% adalah pembangkit listrik tenaga
air. Mesin
tersebut digerakkan oleh air, menghasilkan listrik untuk menyedot air dan
memutar dirinya sendiri. Kelebihan kapasitas dari tenaga yang dihasilkan dapat
disalurkan sebagai produk akhirnya. Dengan demikian mesin pembangkit tersebut
tidak memerlukan bahan bakar untuk memutar turbin (kecuali untuk pertama kali). Dengan model ini, defisit
tenaga listrik yang sering terjadi semestinya dapat diantisipasi sejak awal.
Mesin
Carnot merupakan sebuah mesin ideal (mesin teoritik), bekerja dalam sebuah
siklus yang terdiri atas 4 proses, yaitu:
1.
Ekspansi Isotermik : Mula-mula sejumlah kalor (Q1) diambil dari
reservoir panas bersuhu T1, gas dibiarkan berekspansi (memuai) secara isotermik
( suhu dijaga tetap).
2.
Ekspansi
Adiabatik : Gas
melanjutkan ekspansinya tanpa menyerap maupun melepas kalor, sehingga suhunya
turun menjadi T2.
3.
Kompresi Isotermik : Gas dimampatkan (kompresi), dengan menjaga
suhunya agar konstan, sambil melepas kalor sejumlah Q2.
4. Kompresi Adiabatik : Gas melanjutkan proses pemampatan tanpa menyerap maupun melepas kalor
sehingga suhunya naik kembali seperti awal siklus, yaitu T2. Dalam satu siklus mesin melakukan
usaha sebesar : w = Q1 = Q2.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini,
sebagai berikut :
1. Bagaimana
sejarah terbentuk teoritis tentang mesin carnot?
2. Sebutkan
isi teorema mesin carnot?
3. Jelaskan
yang dimaksud dengan efesiensi mesin carnot?
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Supaya proses – proses dalam siklus
Carnot bersifat reversible, proses-proses tersebut harus dilakukan dengan
sangat perlahan. Jadi, walaupun mesin Carnot merupakan mesin paling efisien
yang mungkin ada, ia tidak memiliki daya keluaran, karena ia memerlukan selang
waktu yang tak hingga untuk
menyelesaikan satu siklus. Untuk sebuah mesin yang nyata, selang waktu yang
singkat untuk setiap siklus akan menghasilkan zat kerjanya mencapai suhu tinggi
yang rendah daripada reservoir yang panas dan suhu rendah yang lebih tinggi dari
pada reservoir yang dingin (Jewett,
2010).
Setiap proses penambahan dan
pembuangan kalor, dari pemuaian atau penekanan gas, dianggap di lakukan dengan
sebaliknya (reversible). Yaitu, setiap proses dilakukan dengan lambat sehingga
proses dapat dianggap sebagai serangkaian keadaan setimbangan, dan seluruh
proses bisa dilakukan sebaliknya tanpa perubahan besar kerja yang dilakukan
atau kalor yang dipertukarkan (Giancoli, 1998).
Walaupun mesin-mesin kalor riel
tidak dapat beroperasi pada sebuah siklus yang terbalikkan, namun siklus
carnot, yang merupakan siklus terbalikkan, member informasi yang berguna
mengenai sifat dari setiap mesin kalor. Siklus carnot tersebut khususnya adalah
penting karena, seperti yang akan kita lihat, siklus tersebut menetapkan batas
atas (upper limit) kepada daya guna mesin-mesin riel dan dengan demikian
memberikan kita ke akita untuk bekerjarah tujuan (Resnick, 1985).
BAB
III. PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Mesin Carnot
Pada
tahun 1824, seorang insinyur Prancis bernama Sadi Carnot menjelaskan sebuah
mesin teoretis, yang sekarang disebut mesin carnot, yang sangat penting baik
dari sudut pandang praktis maupun teoretis. Sadi Carnot (1796-1832) merupakan
orang pertama yang menunjukkan hubungan kuantitatif antara usaha dan kalor. Ia
menunjukkan bahwa sebuah mesin kalor yang bekerja pada suatu siklus ideal yang
reversibel yang disebut siklus Carnot di antara dua reservoir energi merupakan
mesin paling efisien yang mungkin ada. Sebuah mesin yang se-ideal itu menetukan
batas atas untuk efisiensi bagi mesin-mesin lainnya. Artinya, usaha netto yang
dilakukan oleh suatu zat kerja yang melalui siklus Carnot merupakan jumlah
usaha terbesar yang mungkin untuk jumlah energi yang diberikan kepada zat
tersebut pada suhu yang lebih tinggi.
B.
Pengertian
Mesin Carnot
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus-reversible yang disebut siklus
Carnot. Model dasar
mesin ini dirancang oleh Nicolas
Léonard Sadi Carnot, seorang insinyur militer Perancis pada tahun 1824. Model me-sin
Carnot kemudian dikembangkan secara grafis oleh Emile Clapeyron 1834, dan
diuraikan secara matematis oleh Rudolf Clausius pada 1850an dan 1860an.
Dari pengembangan Clausius dan Clapeyron inilah konsep dari entropi mulai
muncul.
Setiap sistem termodinamika berada dalam keadaan tertentu. Sebuah siklus termodinamika terjadi ketika suatu sistem mengalami rangkaian keadaan‑ keadaan yang berbeda, dan akhir-nya kembali ke keadaan semula. Dalam proses melalui siklus ini, sistem tersebut dapat melakuk-an usaha terhadap lingkungannya, sehingga disebut mesin
kalor.
Sebuah mesin kalor bekerja dengan cara memindahkan
energi dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam
prosesnya, mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis. Sistem yang bekerja
sebaliknya, dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin kalor dapat
menyebabkan proses yang memindahkan energi panas dari daerah yang lebih dingin
ke energi panas disebut mesin refrigerator.
C.
Teorema,
Siklus dan Efesiansi Mesin Carnot
Sebuah mesin nyata (real)
yang beroperasi dalam suatu siklus pada temperatur TH dan TL tidak mungkin
melebihi efisiensi mesin Carnot. Teorema mesin Carnot
adalah tidak ada mesin kalor lain yang bekerja diantara dua reservoir energi
yang lebih efisien daripada mesin carnot yang bekerja di antara dua reservoir
yang sama. Untuk membuktikan kebenaran teorema ini, bayangkan dua buah mesin
kalor yang bekerja diantara reservoir energi yang sama. Salah satunya adalah
mesin Carnot dengan efisiensi ec, dan yang lainnya adalah sebuah
mesin dengan efisiensi e, dimana kita anggap bahwa e > ec. Mesin
yang lebih efisien digunakan untuk menggerakkan mesin Carnot sebagai suatu
mesin pendingin Carnot. Keluaran berupa usaha dari mesin yang lebih efisien
sebanding dengan masukan berupa usaha dari mesin pendingin Carnot. Untuk
gabungan mesin dan mesin pendingin, tidak terjadi pertukaran usaha dengan
sekelilingnya. Oleh karena itu, kita telah menganggap bahwa mesin ini lebih
efisien daripada mesin pendingin, hasil netto dari gabungan ini adalah
perpindahan energi dari reservoir yang dingin ke reservoir yang panas tanpa
adanya usaha yang diberikan pada gabungan tersebut. Berdasarkan pernyataan
Clausius tentang hukum kedua, hal ini tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu,
anggapan bahwa e > ec pasti salah. Semua mesin yang nyata
efisiensinya lebih kecil daripada mesin Carnot karena tidak bekerja melalui
siklus reversibel. Efesiensi dari sebuah mesin yang nyata semakin berkurang
oleh kendala-kendala praktis, seperti gesekan dan energi yang hilang karena
konduksi.
![]() |
Untuk menjelaskan siklus Carnot yang terjadi antara suhu TL dan TH, kita anggap bahwa zat kerjanya adalah gas ideal yang tersimpan dalam sebuah silinder dengan piston yang dapat digerakkan pada salah satu ujungnya. Dinding silinder dan piston tidak mengalami konduksi termal.
Sumber:www.wikipedia.com
Empat
tahap dari siklus Carnot ditunjukkan pada gambar diatas, mesin kalor bekerja
dalam suatu siklus, dan siklus untuk mesin Carnot dimulai pada titik a di diagram PV ini.
1. Pertama
gas dimuaikan secara isotermal, dengan tambahan kalor QH, sepanjang
lintasan ab pada temperatur TH.
2. Selanjutnya
gas memuai secara adiabatik dari b ke
c tidak ada kalor yang dipertukarkan,
tetapi temperatur turun sampai TL.
3. Gas
kemudian ditekan pada temperatur konstan TL, lintasan c dan d, dan kalor QL keluar.
4.
Akhirnya, gas
ditekan secara adiabatik, lintasan da,
kembali ke keadaan awalnya. Mesin Carnot tidak benar-benar ada, tetapi sebagai
mesin teoretis, ia berperan penting pada pengembangan termodinamika.




Hasil
ini menunjukkan bahwa semua mesin Carnot yang bekerja di antara dua suhu yang
sama akan memiliki efisiensi yang sama.
Persamaan
eC dapat diterapkan pada
zat kerja dalam suatu siklus Carnot diantara dua reservoir energi. Menurut
persamaan ini, efiensinya adalah nol jika TL = TH,
seperti yang telah kita perkirakan. Efisiensinya meningkat saat TL
diturunkan dan saat TH dinaikkan. Meskipun demikian, efisiensinya
dapat mencapai suhu (100%) hanya jika TL=0 K. Reservoir yang seperti
itu tidak mungkin ada di alam. Jadi, efisiensi maksimumnya selalu lebih kecil
dari 100%. Pada kasus-kasus praktis, TL mendekati suhu kamar, yaitu
kira-kira 300 K. Oleh karena itu, seseorang biasanya berusaha meningkatkan
efisiensi dengan menaikkan TH. Secara teoretis, sebuah mesin kalor
siklus Carnot yang bekerja terbalik adalah pompa kalor paling efisien yang
mungkin ada, dan menetukan COP maksimum untuk suatu gabungan reservoir panas
dan reservoir dingin. Dengan menggunakan persamaan usaha dan mode pemanasan,
kita lihat bahwa COP maksimum untuk sebuah pompa kalor dalam mode pemanasan
adalah
COPC (mode pemanasan) =

= 

COP
Carnot untuk sebuah pompa kalor dengan mode pendinginan adalah
COPC
(mode pendingin)= 

Pada
persamaan ini, saat perbedaan suhu kedua reservoir tersebut mendekati nol, COP
teoretisnya mendekati tak hingga. Pada kenyataannya, suhu rendah dari gulungan
pendingin dan suhu tinggi dari kompresor akan membatasi nilai COP di bawah 10.
D.
Contoh
soal
1. Mesin
sebauh mobil mempunyai efesiensi 20% dan menghasilkan rata-rata 23.000 joule
kerja mekanik per detik selama operasinya. Berapa besar kalor yang di buang
dari mesin tersebut perdetiknya ?
Penyelesaian:
kalor keluar adalah
QL. kita mengetahui e = 0,20
, sehingga dari persamaan :

Kita juga tahu
dengan definisi bahwa e =
sehingga dalam satu detik (s)


Dengan demikian,

Mesin membuang 

2. Sebuah
mesin uap bekerja antara 500oC dan 270oC. Berapa
efesiensi maksimum yang mungkin dari mesin tersebut ?
Penyelesaian
:
Pertama kita harus
mengubah temperature menjadi Kelvin. Dengan demikian,
TH = 773 K dan TL= 534 K. sehingga
:

Untuk
mendapatkan efesiensi dalam persen, kita kalikan dengan 100. Dengan demikian,
efesiensi maksimum (carnot) adalah 30%.
3. Efesiensi
teoritis paling tinggi dari sebuah mesin adalah 30%. Jika mesin ini menggunakan
atmosfer, yang memiliki suhu 300K, sebagai reservoirnya yang dinginnya, berapa
suhu resevoirnya yang panas?
Penyelesaian
:
Untuk mencari nilai Th
kita gunakan efesiensi carnot, sehingga:


4. Sebuah
mesin uap memiliki ketel yang bekerja pada suhu 500K. Energi dari bahan bakar
mengubah air menjadi uap, dan uap ini kemudian mengerakkan piston. Suhu
resovoir yang dingin adalah udara luar kira-kira 300K. berapa efesiensi termal
maksimum dari mesin uap tersebut ?
Penyelesain
: Dengan menggunakan persamaan eC, kita temukan bahwa
efesiensi termal maksimum untuk mesin yang bekerja diantara kedua suhu ini
adalah:

BAB IV. PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun
beberapa kesimpulan yang ditarik dlam makalah ini, berikut sebagai berikut :
1. Menjelaskan
siklus Carnot yang terjadi antara suhu TL dan TH, kita
anggap bahwa zat kerjanya adalah gas ideal yang tersimpan dalam sebuah silinder
dengan piston yang dapat digerakkan pada salah satu ujungnya. Dinding silinder
dan piston tidak mengalami konduksi termal.
2. Persamaan
eC dapat diterapkan pada
zat kerja dalam suatu siklus Carnot diantara dua reservoir energi. Menurut
persamaan ini, efiensinya adalah nol jika TL = TH,
seperti yang telah kita perkirakan. Efisiensinya meningkat saat TL
diturunkan dan saat TH dinaikkan.
3. Efiensinya
adalah nol jika TL = TH, maka Efisiensinya meningkat saat
TL diturunkan walaupun TH dinaikkan. Meskipun demikian,
efisiensinya dapat mencapai suhu (100%) hanya jika TL= 0 K.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar