cusor

http://yourjavascript.com/39172211060/kursor-bintang-merah.js

Jumat, 03 Oktober 2014

LAPORAN AGROKLIMATOLOGI

.II. TINJAUAN PUSTAKA

            Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi (darat dan laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang ada diatmosfer. Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali keangkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya diteruskan kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun radiasi baur (diffuse). Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi Global”. Alat pengukur radiasi surya yang terpasang pada station. Station klimatologi (Solarimeter atau Radiometer) untuk mengukur radiasi global. (Monteith, j. L. 1975)
            Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut panjang gelombang sekitar λm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi. (Handoko, 1993)
            Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai kepermukaan bumi dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya. Radiasi matahari yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut. (Nasir, A, 1990)

III. PEMBAHASAN

Dari pengamatan yang telah dilakukan dan telah disusun tabel dan grafik diperoleh hasil bahwa tiap tanaman menyerap radiasi sinar matahari berbeda-beda. Seperti pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis), radiasi matahari yang diserap di atas tajuk lebih besar daripada radiasi yang diserap pada bagian bawah tajuk. Ini dikarenakan bagian daun lebih banyak menyerap sinar matahari untuk proses fotosintesis. Selain itu bagian atas tajuk pada tanaman kelapa sawit lebih leluasa untuk menyerap radiasi matahari daripada bagian bawah tajuk karena pada bagian bawah tajuk tanaman tersebut terhalang oleh pelepah dan daun kelapa sawit sehingga radiasi matahari tidak terlalu banyak yang masuk ke bagian bawah tajuk tersebut.
            Demikian pula pada tanaman pepaya (Carica papaya), radiasi matahari lebih banyak masuk pada bagian atas tajuk daripada bagian bawah tajuk. Hal ini disebabkan karena bagian daun lebih banyak menyerap sinar radiasi.
            Hal ini terbukti berdasarkan tabel dan grafik pengamatan ke dua tanaman tersebut. Pada bagian bawah tajuk, radiasi matahari yang diserap oleh tanaman kelapa sawit dan matahari semakin lama semakin menurun. Sedangkan pada bagian atas tajuk, radiasi matahari yang diserap oleh kedua tanaman semakin lama semakin meningkat.
            Pada pengamatan kedua tanaman, data menunjukkan adanya kesamaan jumlah nilai penyerapan. Ini disebabkan oleh faktor cuaca yang menghambat tanaman yang menyerap radiasi matahari. Oleh karena itu, cuaca juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya intesnsitas cahaya matahari yang diserap oleh tanaman.

IV. KESIMPULAN

 Radiasi matahari yang dipancarkan ke bumi tergantung oleh jarak matahari dan juga intensitas matahari (besar kecilnya cahaya matahari dipancarkan). Semakin dekat jarak matahari ke bumi, maka semakin besar pula radiasi yang dipancarkannya.
            Tiap-tiap tanaman menyerap radiasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya untuk tumbuh dan melakukan fotosintesis. Tanpa adanya radiasi matahari yang dipancarkannya ke bumi, maka tanaman tidak dapat tumbuh dan melakukan proses-proses metabolisme.
            Faktor cuaca juga sangat berpengaruh terhadap radiasi yang dipancarkan matahari. Apabila cuaca cerah, matahari dapat memberikan energi lebih banyak ke bumi. Tetapi apabila cuaca mendung dan berkabut, energi yang dipancarkan oleh matahari tidak sebesar energi yang dipancarkan pada keadaan normal.
Nilai radiasi matahari lebih besar terjadi pada tanaman yaitu diatas tajuk karena dinar matahari diterima langsung oleh tanaman.
Adapun yang mempengaruhi kekuatan radiasi yaitu :
§  Konstanta matahari
§  Pengaruh atmosfer
§  Jarak bumi ke matahari
§  Kecondongan sumber bumi
§  Pengaruh jauhnya sinar matahari dari bumi.


DAFTAR PUSTAKA
Handoko, 1993, KLIMATOLOGI DASAR, Pustaka Jaya, Bogor.

Monteith, J. L. 1975. VEGETATION AND THE ATMOSPHERE. Academic
 Press. London.

Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. PENGANTAR ILMU IKLIM UNTUK
 PERTANIAN, Pustaka Jaya, Bogor.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar