Makalah Pengetahuan Bahan
PENGETAHUAN BAHAN
PERSPEKTIF SEJARAH MATERIAL
DI SUSUN
OLEH:
Nurul Syahputri
Sulaiman (1305106010070)
Raja dhika
Pratama Hasibuan (1305106010053)
Muhammad Ikhram (1305106010007)
Tursina Hasnah (1305106010048)
Wahyu Aulia (1305106010057)
JURUSAN TEKNIK
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA
ACEH
2015
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Material
sejak dahulu sudah menjadi bagian integral dari kebudayaan dan peradaban
manusia; sebagai contoh, kita menamai beberapa periode di masa lampau sebagai
Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Teknologi-teknlogi mutakhir masa
kini sangat bergantung pada material canggih semuanya memanfaatkan perangkat,
produk , dan sistem yang terbuat dari material.
Setiap
bagian dari kehidupan kita tidak terlepas dari peranan material seperti
transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, hiburan, dan produk makanan.
Berkat penyempurnaan-penyempurnaan material yang dilakukan oleh para ilmuan dan
ahli teknologi selama ini, orang dapat membuat produk yang lebih baik. Menurut
sejarah, kemajuan dan perkembangan dari kehidupan manusia berkaitan dengan
kemampuan untuk membuat dan merekayasa material untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia
pertama yang berada di bumi hanya mengenal sedikit jenis material, yaitu
material yang secara alami berada di alam seperti batu, kayu, kulit dan
sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai melakukan beberapa
teknik untuk memproduksi suatu material yang memiliki sifat lebih unggul
dibandingkan dengan material yang berada di alam. Material baru ini meliputi
tembikar dan logam. Lebih dari itu, sifat dari suatu material dapat diubah
dengan memberikan perlakuan panas dan dengan memberikan subtansi lain.
Pemanfaatan suatu material disesuaikan dengan sifat-sifat yang ada pada
material tersebut melalui proses seleksi. Sampai saat sekarang ini sudah banyak
sekali material rekayasa yang telah dibuat dan semuanya itu dapat dikategorikan
menjadi logam, plastic, gelas, dan serat.
Kemajuan
dalam memahami berbagai jenis material merupakan suatu pratanda dari kemajuan
dalam bidang teknologi. Sebagai contoh adalah pemanfaatan bahan silicon,
material ini menumbuhkan industri bernilai triliunan dollar. Material ini juga
membantu komunikasi di semua bidang, dari alat Bantu –dengan hingga telemetri
ruang angkasa. Keseharian kita diubah akibat adanya hiburan di rumah kita
seperti kaset video, dan dengan munculnya computer yang kini terjangkau oleh
perorangan. Perubahan meliputi berbagai hal , bukan masalah teknis semata.
Sebagai contoh lain, automobile tidak akan terwujud jika tidak adanya baja atau
bahan lainnya.
B.
Tujuan
Makalah
1. Untuk
mengetahui Perspektif sejarah
2. Memahami
tentang ilmu dan teknologi material
3. Mengetahui
kebutuhan material modern
4. Dapat
mengetahui serta membandingkan klasifikasi material
C.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah material ?
2. Apa
yang dimaksud dengan ilmu dan teknologi material ?
3. Sebutkan
klasifikasi material ?
4. Apa
saja kebutuhan material modern ?
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Sejarah
menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita selama ini
ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material.
Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan tingkat
perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh manusia dari zaman ke zaman.
Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan zaman logam.
Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam zaman perunggu dan zaman
besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah material yang lebih
terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material yang ada di
permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan
lain sebagainya (Vlack,2004).
Polimer
merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana.
Polimer mempunyai berat molekul di atas 10.000. Bahan dengan berat molekul yang
besar ini, mempunyai struktur dan sifat yang rumit disebabkan oleh jumlah atom
pembentuk yang lebih besar dibandingkan senyawa yang berat atomnya rendah. Umumnya
polimer dibangun oleh satuan struktur tersusun secara berulang diikat oleh gaya
tarik-menarik yang disebut ikatan kovalen, dimana ikatan setiap atom dari
pasangan menyumbangkan satu electron untuk membentuk sepasang electron (Surdia,
1997).
Keramik adalah senyawa yang mengandung
unsur logam dan non-logam logam yang lebih sering muncul dalam bentuk oxide,
nitride, dan carbide. Banyak sekali contoh material keramik, mulai dari semen
pada beton (bahkan batuan), gelas, isolator listrik, dan magnet permanen.
Secara tipikal material ini tahan terhadap listrik dan panasa, dan lebih tahan
terhadap temperatur tinggi dan lingkungan yang buruk dibandingkan dengan logam
dan polimer. Selain itu keramik memiliki sifat keras namun mudah pecah (Paroli,
1995) .
Energi
nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini
memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai
bahan bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga
dibutuhkan solusi yang cermat untuk mengatasi persoalan ini. Kualitas lingkungan
hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol polusi udara dan air.
Salah satu teknik pengendalian polusi adalah dengan menggunakan beberapa
variasi material. Pemrosesan material dan metode penghalusan dibutuhkan untuk
memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin buruk, sehingga polusi berkurang
dan kerusakan alam akibat penambangan juga berkurang (Carllister, 1994)
BAB III PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Material
Ilmu
material (bahan) sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan
peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi,
rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari
kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya.
Material – material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima
pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet,
mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi –
aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Material – material baru
dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks.
Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan
masyarakat kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan
dan memanipulasi material. Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang
terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh
manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti
zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam
zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan
mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian
material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung,
kulit hewan, tulang dan lain sebagainya.
Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik
pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan
– perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa
terdapat material – material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya
sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan.
Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan
berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan
logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan
pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih
(tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam
ini dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam – logam tersebut
terdapat dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan
pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.
Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali
dikenal, banyak dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal
pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan
dan berbagai peralatan sehari – hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani,
Bolivia, dan Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak
sekitar 4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai
alat tukar perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar
tahun 3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan
material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah
putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali
dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan kekerasan
dan kekuatan tembaga.
Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk
mengekstraksi besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran
bijih besi terbentuk endapan lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang
pembakaran. Penemuan material besi inlah yang kemudian mengawali dimulainya era
pengunaan material berbasis besi secara besar – besaran pada awal tahun Masehi.
Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang kaya kandungan
besi sebagai bahan pembuatan peralatan – peralatan berbasis besi. Manusia juga
mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan
temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini
muncullah ilmu metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran
lebih lanjut mengenai proses pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses
pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan oleh peradaban Cina sekitar tahun
2000 SM.
Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam
kelompok logam – logam yang dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia
adalah Air raksa (mercury) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian
disebut oleh manusia pada masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut
dikarenakan Air raksa merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi
ruang (atmosfer), selalu stabil dalam bentuk cair.
Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam –
logam dalam kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit
ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi
semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material
semakin tinggi. Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di
alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih
efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut
adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan
penggunaan material – material alternatif, dan variasi proses perlakuan
terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material
yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian
meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna
memproduksi produk – produk berbasis material dengan sifat – sifat yang sesuai
kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun
pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa
kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui
serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya.
Lahirnya
revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material
dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material.
Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat secara
drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara
struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan tersebut baru
diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian memberikan
kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang lebih tinggi
dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis
teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan
yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material – material alternatif pada
aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam, keramik, plastik, dan serat.
Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita
semakin praktis dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses
pemanfaatan material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe
– tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam terciptanya
teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan mengalami
perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah
atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan
mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material –
material berbasis alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi
seperti sekarang ini, peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung
pada komponen – komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang
menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi material merupakan hal yang sangat
penting dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.
B. Klasifikasi Material
Material
diklasifiasikan menjadi beberapa tipe yang memiliki karakteristik yang sama.
Material dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, salah satunya didasarkan
pada ikatan atom dan struktur. Berdasarkan cara ini material dapat
diklasifikasikan menjadi logam, polimer, dan keramik. Sebagai penambahan,
terdapat dua kelompok material yang cukup penting dalam rekayasa material yaitu
komposit dan semikonduktor.
1.
Logam
Logam
dikenal karena konduktivitas termal dan listriknya yang tinggi, hal ini
disebabkan karena elektron valensinya tidak terikat, namun dapat meninggalkan
atom "induknya". Karena dalam logam beberapa elektronnya mudah
bergerak maka dapat dengan mudah mentransfer muatan listrik dan energi termal.
Logam memiliki sifat tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan karena respon dari
elektron bebas tersebut terhadap getaran elketromagnetik pada frekuensi cahaya.
Pada umumnya logam dapat dilpoles sehingga terlihat mengkilat. Pada umumnya
(meski tidak selalu) logam relatif berat, sangat kuat, dan dapat dirubah
dibentuk.
Logam
yang digunakan sebagai bahan teknik terbagi menjadi 2 yaitu : Logam berbahan
dasar Fe (Ferro) atau besi dan Logam yang tidak berbahan dasar Ferro (non
Ferro)
Logam
berbahan dasar Fe di bagi menjadi :
·
Baja
Baja adalah paduan antara Fe dan C (besi
dan karbon), karbon maksimum dari baja adalah 2,1 %. Karbon didalam baja
membentuk karbida besi (Fe3C atau sementit). Berdasarkan komposisi kimia baja
dapat di bagi :
Baja karbon :
a. Baja
karbon rendah = %C < 0.2%
b. Baja
Karbon sedang = 0.2 > %C < 0.5
c. Baja
karbon Sedang = %C > 0.5%
·
Baja
Paduan:
Baja
terdiri dari unsur Fe+C, tetapi dalam pembuatan baja tersebut ditambahkan
unsur-unsur paduan yang dapat mempengaruhi sifat-sifat dari baja tersebut.
Unsur-unsur paduan yang biasa ditambahkan dalam pembuatan baja seperti : Mn,
Al, Ni, Cr, S, P, Mg, Si, dsb.
Baja
paduan di bagi berdasarkan jumlah persentase unsur paduan yang di tambahkan :
a.
baja paduan rendah = apabila jumlah unsur
paduannya < 5% , jumlah ini tidak
merubah sifat baja secara luas.
b.
baja
paduan tinggi = apabila jumlah unsur paduannya >5%, jumlah ini akan
mempengaruhi sifat baja secara luas contoh : baja tahan karat dengan unsur
paduan Cr >12%.
Berdasarkan
Fungsi baja dapat dibagi :
-
baja Konstruksi
-
Baja Perkakas
-
Baja Temperatur tinggi
·
Besi
Cor
Besi
cor terdiri dari Fe+C , Komposisi karbon pada besi cor di atas 2,1%. Karbon
bebas dari besi cor berupa Grafit yang memiliki sifat getas.
Dari
bentuk grafit besi cor dapat dibagi menjadi :
a.
Besi
cor putih ( tidak memiliki grafit dan sifatnya hampir sama dengan baja karbon
tinggi).
b.
Besi
Cor Kelabu (grafit berbentuk pipih).
c.
Besi
cor nodular (grafit berbentuk bulat).
d.
Besi
cor maliable( grafit berbentuk bunga)
Sifat –sifat
umum dari LOGAM
- Konduktifitas listrik dan termal yang
tinggi
- Sifat-sifat mekanik (kekerasan dan
kekuatan) umumnya tinggi
- Masa Jenis relatif tinggi
- Bersifat korosi
- Warna yang khas dan tidak transparan
2.
Keramik
Keramik
adalah senyawa yang mengandung unsur logam dan non-logam logam yang lebih
sering muncul dalam bentuk oxide, nitride, dan carbide. Banyak sekali contoh
material keramik, mulai dari semen pada beton (bahkan batuan), gelas, isolator
listrik, dan magnet permanen. Secara tipikal material ini tahan terhadap
listrik dan panasa, dan lebih tahan terhadap temperatur tinggi dan lingkungan
yang buruk dibandingkan dengan logam dan polimer. Selain itu keramik memiliki
sifat keras namun mudah pecah.
Klasifikasi dari
keramik :
a.
Bahan
Organik Non-Logam : Penggunaan dan
pemakaiannya pada temperatur tinggi
b.
Bahan
dari senyawa Logam : (oksida,barida, karbida,dan nitrida)
Penggunaan
keramik biasanya untuk Isolator, komponen-komponen abrasif, dapat digunakan
sebagai lapisan penghalang termal contoh Batu Tahan Api (BTA).
Sifat-sifat umum
dari Keramik
- Keras dan getas
- Kekuatan tarik rendah
- Kekuatan Tekan Tinggi
-
Isolator yang baik
- Tahan korosi
- Tahan pada temperatur tinggi
3.
Polimer
Pada
umumnya, polimer merupakan campuran organik yang secara kimia berdasar pada
karbon, hidrogen, dan elemen non-logam lainnya.; lebih dari itu, mereka
memiliki struktur molekul yang sangat besar.
Material ini secara tipikal
memiliki densitas yang rendah, sangat fleksibel, dan mudah dibentuk. Biasanya
polimer dikenal sebagai plastik, plastik merupakan pemantul cahaya yang kurang baik,
dan cenderung bersifat transparan dan transluen.
Klasifikasi
polimer dapat dibagi berdasarkan :
a.
Sumber atau asal
- Alam : hewan, tumbuhan, dan mineral
- Sintetis : hasil polimerisasi hasil
polimer adisi
b.
Sifat termal
-
Termoplastik (selulosa,
polisterin, Vinil)
- Termoseting plastik (phenol, amino,
furan, gemuk)
c.
Sifat-sifat
umum dari polimer
- Ringan (masa jenis relatif rendah)
- Tidak tahan temperatur tinggi
- Kekuatan tarik rendah dan keuletan
tinggi
- Isolator yang baik
- Modulus elastisitas rendah
4.
Komposit
Terdapat
cukup banyak material komposit yang terdiri lebih dari satu tipe material yang
telah dibuat. Sebuah komposit dirancang untuk memperlihatkan kombinasi dari
sifat/karakteristik terbaik dari masing-masing komponen material. Serat kaca
(Fiberglass) merupakan salah satu contoh yang sangat umum, dimana serat gelas
dilekatkan ke dalam material polimer. Fiber glass memiliki sifat kuat yang
berasal dari kaca dan sifat lentur yang berasal dari polimer. Banyak sekali
pengembangan material terbaru melibatkan material komposit.
a. Jenis-jenis
serat :
- serat gelas
- serat karbon
- serat polimer
- serat logam
b.
Klasifikasi
dari komposit tergantung kepada bahan-bahan penyusun seperti :
1.)
Beton
bertulang
·
matrik
= pasir, semen, kerikil
·
serat
= batang baja
2.)
Pahat karbida
·
matrik
= Perlit
·
serat
= karbida besi ( sementit)
3.)
pahat CERMET
·
matrik
= Keramik
·
serat
= logam
4.)
Carbonex
·
matrik
= Resin
·
serat
= serat karbon
C. Kebutuhan Material Modern
Meskipun
terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam memahami dan mengembangkan material
dalam beberapa tahun belakangan ini, masih terdapat beberapa tantangan
teknologi yang membutuhkan pengalaman yang lebih luas dan spesialis di bidang
ini. Beberapa pujian sangat tepat diberikan untuk menghormati para ilmuan yang
berhasil menemukan berbagai hal baru dalam bidang material sehingga memudahkan
kehidupan kita sekarang ini.
Energi
merupakan salah satu bidang yang diperhatikan akhir-akhir ini. Para ilmuan
berusaha untuk menemukan sumber energi baru yang ekonomis dan membuat sumber
energi yang telah ada menjadi lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan akan
energi. Material tidak diragukan lagi akan memainkan peranan penting dalam
pengembangan ini. Sebagai contoh, Konversi langsung dari solar menjadi energi
listrik, penggunaan teknologi sel surya untuk memenuhi kebutuhan energi namun
dalam pembuatannya dibutuhkan beberapa material yang lebih rumit dan cukup
mahal Untuk memastikan suatu teknologi dapat digunakan, maka dibutuhkan
material yang dapat menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi selama proses
konversi dengan harga yang cukup murah.
Energi
nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini
memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai
bahan bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga
dibutuhkan solusi yang cermat untuk mengatasi persoalan ini.
Kualitas
lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol polusi udara
dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi adalah dengan menggunakan
beberapa variasi material. Pemrosesan material dan metode penghalusan
dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin buruk, sehingga
polusi berkurang dan kerusakan alam akibat penambangan juga berkurang.
Salah
satu penggunaan energi terbesar berada pada sektor transportasi. Oleh karena
itu dibutuhkan teknologi yang dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat
diantaranya dengan menggurangi berat dari kendaraan tersebut (automobile,
pesawat terbang, kereta api, dan lainnya), meningkatkan pengaturan panas mesin
sehingga tidak terlalu banyak panas yang dibuang, Pemilihan material yang
sangat kuat dengan densitas yang rendah, atau material yang memiliki ketahanan
terhadap temperatur tinggi.
Banyak
material yang kita gunakan diperoleh dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, sehingga harus dilakukan penghematan. Material ini meliputi
polimer yang berbahan dasar minyak, dan beberapa logam. Sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui ini perlahan-lahan akan habis, sehingga diharuskan
bagi setiap penemuan yang digunakan sebagai material cadangan atau pengembangan
dari material baru harus memiliki sifat-sifat yang sebanding dan memiliki
dampak kerusakan yang seminimal mungkin bagi lingkungan. Sumber energi
alternatif merupakan tantangan utama untuk para ilmuan dan perekayasa material.
BAB IV
KESIMPULAN
- Klasifikasi material ada 4 yaitu berupa logam , keramik , polimer dan komposit dimana setiap bahan mempunyai karakteristiknya tersendiri .
- Perkembangan material dimulai dari zaman batu dimana manusia hanya mengenal material yang terdapat di alam seperti kayu ,batu ,dll . yang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dibuat material lain seperti polimer dan komposit .
- Dari ke 4 jenis material tersebut keramik memiliki ketahanan panas yang tinggi yaitu dibawah 10000 C .
- Dari keempat jenis material tersebut logam adalah penghantar listrik yang paling baik
- Material mempunyai sifat – sifat yaitu sifat listrik , sifat thermal , dll.
DAFTAR
PUSTAKA
Callister, William D.
1994. Material Science and Engineering An
Introduction. Third Edition,
New
York: John Willey and Sons.
Surdia,1995. Material-science : http://frillarenty.blogspot.com/2010/01/material-science.html
diakses
4 Februari 2015
Paroli, 1997. Material
teknik : http://repository.usu.ac.id/bitstreal/pdf
diakses 4 Februari 2015
Vlack, Lawrence H. Van.
2004. Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa
Material, Terj. Sriati
Djaprie. Jakarta:
Erlangga
terima kasih, ini sangat membantu :)
BalasHapus