cusor

http://yourjavascript.com/39172211060/kursor-bintang-merah.js

Jumat, 06 Februari 2015

Makalah Pengetahuan Bahan

Makalah Pengetahuan Bahan
PENGETAHUAN BAHAN
PERSPEKTIF SEJARAH MATERIAL

DI SUSUN
OLEH:
Nurul Syahputri Sulaiman    (1305106010070)
Raja dhika Pratama Hasibuan (1305106010053)
Muhammad Ikhram              (1305106010007)
Tursina Hasnah                     (1305106010048)
Wahyu Aulia                          (1305106010057)






JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2015






BAB I PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Material sejak dahulu sudah menjadi bagian integral dari kebudayaan dan peradaban manusia; sebagai contoh, kita menamai beberapa periode di masa lampau sebagai Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Teknologi-teknlogi mutakhir masa kini sangat bergantung pada material canggih semuanya memanfaatkan perangkat, produk , dan sistem yang terbuat dari material.

Setiap bagian dari kehidupan kita tidak terlepas dari peranan material seperti transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, hiburan, dan produk makanan. Berkat penyempurnaan-penyempurnaan material yang dilakukan oleh para ilmuan dan ahli teknologi selama ini, orang dapat membuat produk yang lebih baik. Menurut sejarah, kemajuan dan perkembangan dari kehidupan manusia berkaitan dengan kemampuan untuk membuat dan merekayasa material untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Manusia pertama yang berada di bumi hanya mengenal sedikit jenis material, yaitu material yang secara alami berada di alam seperti batu, kayu, kulit dan sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai melakukan beberapa teknik untuk memproduksi suatu material yang memiliki sifat lebih unggul dibandingkan dengan material yang berada di alam. Material baru ini meliputi tembikar dan logam. Lebih dari itu, sifat dari suatu material dapat diubah dengan memberikan perlakuan panas dan dengan memberikan subtansi lain. Pemanfaatan suatu material disesuaikan dengan sifat-sifat yang ada pada material tersebut melalui proses seleksi. Sampai saat sekarang ini sudah banyak sekali material rekayasa yang telah dibuat dan semuanya itu dapat dikategorikan menjadi logam, plastic, gelas, dan serat.

Kemajuan dalam memahami berbagai jenis material merupakan suatu pratanda dari kemajuan dalam bidang teknologi. Sebagai contoh adalah pemanfaatan bahan silicon, material ini menumbuhkan industri bernilai triliunan dollar. Material ini juga membantu komunikasi di semua bidang, dari alat Bantu –dengan hingga telemetri ruang angkasa. Keseharian kita diubah akibat adanya hiburan di rumah kita seperti kaset video, dan dengan munculnya computer yang kini terjangkau oleh perorangan. Perubahan meliputi berbagai hal , bukan masalah teknis semata. Sebagai contoh lain, automobile tidak akan terwujud jika tidak adanya baja atau bahan lainnya.



B.     Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui Perspektif sejarah
2.      Memahami tentang ilmu dan teknologi material
3.      Mengetahui kebutuhan material modern
4.      Dapat mengetahui serta membandingkan klasifikasi material 

C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah material ?
2.      Apa yang dimaksud dengan ilmu dan teknologi material ?
3.      Sebutkan klasifikasi material ?
4.      Apa saja kebutuhan material modern ?





BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material. Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan lain sebagainya (Vlack,2004).

Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana. Polimer mempunyai berat molekul di atas 10.000. Bahan dengan berat molekul yang besar ini, mempunyai struktur dan sifat yang rumit disebabkan oleh jumlah atom pembentuk yang lebih besar dibandingkan senyawa yang berat atomnya rendah. Umumnya polimer dibangun oleh satuan struktur tersusun secara berulang diikat oleh gaya tarik-menarik yang disebut ikatan kovalen, dimana ikatan setiap atom dari pasangan menyumbangkan satu electron untuk membentuk sepasang electron (Surdia, 1997).

Keramik adalah senyawa yang mengandung unsur logam dan non-logam logam yang lebih sering muncul dalam bentuk oxide, nitride, dan carbide. Banyak sekali contoh material keramik, mulai dari semen pada beton (bahkan batuan), gelas, isolator listrik, dan magnet permanen. Secara tipikal material ini tahan terhadap listrik dan panasa, dan lebih tahan terhadap temperatur tinggi dan lingkungan yang buruk dibandingkan dengan logam dan polimer. Selain itu keramik memiliki sifat keras namun mudah pecah (Paroli, 1995) .

Energi nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai bahan bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga dibutuhkan solusi yang cermat untuk mengatasi persoalan ini. Kualitas lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol polusi udara dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi adalah dengan menggunakan beberapa variasi material. Pemrosesan material dan metode penghalusan dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin buruk, sehingga polusi berkurang dan kerusakan alam akibat penambangan juga berkurang (Carllister, 1994)







BAB III PEMBAHASAN


     A.    Sejarah Material

Ilmu material (bahan) sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta teknologinya. Material – material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau menolak gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain sebagainya, dalam aplikasi – aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini. Material – material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semakin kompleks.

            Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material. Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan lain sebagainya.

            Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan – perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa terdapat material – material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan. Melalui pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan berbagai peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan logam. Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal oleh peradaban awal karena secara alami logam – logam tersebut terdapat dalam bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.

            Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai peralatan sehari – hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani, Bolivia, dan Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar 4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai alat tukar perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan kekerasan dan kekuatan tembaga.

            Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk mengekstraksi besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran bijih besi terbentuk endapan lelehan besi yang ditemukan pada dasar lubang pembakaran. Penemuan material besi inlah yang kemudian mengawali dimulainya era pengunaan material berbasis besi secara besar – besaran pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan – peralatan berbasis besi. Manusia juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM.

            Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam – logam yang dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air raksa (mercury) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada masa itu sebagai quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air raksa merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer), selalu stabil dalam bentuk cair.

            Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam – logam dalam kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi. Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan penggunaan material – material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk – produk berbasis material dengan sifat – sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya.
           
Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material. Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis material. Pengetahuan tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana kemudian memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan yang lebih jauh lagi dalam penggunaan material – material alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk di dalamnya logam, keramik, plastik, dan serat.

            Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe – tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam terciptanya teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja yang murah atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan pemanfaatan material – material berbasis alumunium yang lebih ringan. Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini, peralatan komunikasi elektronik yang canggih tergantung pada komponen – komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan penguasaan ilmu dan teknologi material merupakan hal yang sangat penting dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.

     B.     Klasifikasi Material

Material diklasifiasikan menjadi beberapa tipe yang memiliki karakteristik yang sama. Material dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, salah satunya didasarkan pada ikatan atom dan struktur. Berdasarkan cara ini material dapat diklasifikasikan menjadi logam, polimer, dan keramik. Sebagai penambahan, terdapat dua kelompok material yang cukup penting dalam rekayasa material yaitu komposit dan semikonduktor.

      1.      Logam

Logam dikenal karena konduktivitas termal dan listriknya yang tinggi, hal ini disebabkan karena elektron valensinya tidak terikat, namun dapat meninggalkan atom "induknya". Karena dalam logam beberapa elektronnya mudah bergerak maka dapat dengan mudah mentransfer muatan listrik dan energi termal. Logam memiliki sifat tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan karena respon dari elektron bebas tersebut terhadap getaran elketromagnetik pada frekuensi cahaya. Pada umumnya logam dapat dilpoles sehingga terlihat mengkilat. Pada umumnya (meski tidak selalu) logam relatif berat, sangat kuat, dan dapat dirubah dibentuk.

Logam yang digunakan sebagai bahan teknik terbagi menjadi 2 yaitu : Logam berbahan dasar Fe (Ferro) atau besi dan Logam yang tidak berbahan dasar Ferro (non Ferro)
Logam berbahan dasar Fe di bagi menjadi :
·         Baja
Baja adalah paduan antara Fe dan C (besi dan karbon), karbon maksimum dari baja adalah 2,1 %. Karbon didalam baja membentuk karbida besi (Fe3C atau sementit). Berdasarkan komposisi kimia baja dapat di bagi :
Baja karbon :
a.       Baja karbon rendah = %C < 0.2%
b.      Baja Karbon sedang = 0.2 > %C < 0.5
c.       Baja karbon Sedang = %C > 0.5%


·         Baja Paduan:
Baja terdiri dari unsur Fe+C, tetapi dalam pembuatan baja tersebut ditambahkan unsur-unsur paduan yang dapat mempengaruhi sifat-sifat dari baja tersebut. Unsur-unsur paduan yang biasa ditambahkan dalam pembuatan baja seperti : Mn, Al, Ni, Cr, S, P, Mg, Si, dsb.

Baja paduan di bagi berdasarkan jumlah persentase unsur paduan yang di tambahkan :
a.        baja paduan rendah = apabila jumlah unsur paduannya < 5% , jumlah ini    tidak merubah sifat baja secara luas.
b.      baja paduan tinggi = apabila jumlah unsur paduannya >5%, jumlah ini akan mempengaruhi sifat baja secara luas contoh : baja tahan karat dengan unsur paduan Cr >12%.

Berdasarkan Fungsi baja dapat dibagi :
- baja Konstruksi
- Baja Perkakas
- Baja Temperatur tinggi

·         Besi Cor
Besi cor terdiri dari Fe+C , Komposisi karbon pada besi cor di atas 2,1%. Karbon bebas dari besi cor berupa Grafit yang memiliki sifat getas.





Dari bentuk grafit besi cor dapat dibagi menjadi :
a.       Besi cor putih ( tidak memiliki grafit dan sifatnya hampir sama dengan baja karbon tinggi).
b.      Besi Cor Kelabu (grafit berbentuk pipih).
c.       Besi cor nodular (grafit berbentuk bulat).
d.      Besi cor maliable( grafit berbentuk bunga)



Sifat –sifat umum dari LOGAM

-          Konduktifitas listrik dan termal yang tinggi

-          Sifat-sifat mekanik (kekerasan dan kekuatan) umumnya tinggi

-          Masa Jenis relatif tinggi

-          Bersifat korosi

-          Warna yang khas dan tidak transparan


    2.      Keramik
Keramik adalah senyawa yang mengandung unsur logam dan non-logam logam yang lebih sering muncul dalam bentuk oxide, nitride, dan carbide. Banyak sekali contoh material keramik, mulai dari semen pada beton (bahkan batuan), gelas, isolator listrik, dan magnet permanen. Secara tipikal material ini tahan terhadap listrik dan panasa, dan lebih tahan terhadap temperatur tinggi dan lingkungan yang buruk dibandingkan dengan logam dan polimer. Selain itu keramik memiliki sifat keras namun mudah pecah.
Klasifikasi dari keramik :

a.       Bahan Organik Non-Logam :  Penggunaan dan pemakaiannya pada temperatur tinggi
b.      Bahan dari senyawa Logam : (oksida,barida, karbida,dan nitrida)

Penggunaan keramik biasanya untuk Isolator, komponen-komponen abrasif, dapat digunakan sebagai lapisan penghalang termal contoh Batu Tahan Api (BTA).


Sifat-sifat umum dari Keramik

-          Keras dan getas

-          Kekuatan tarik rendah

-          Kekuatan Tekan Tinggi

-          Isolator yang baik

-          Tahan korosi

-          Tahan pada temperatur tinggi


    3.      Polimer

Pada umumnya, polimer merupakan campuran organik yang secara kimia berdasar pada karbon, hidrogen, dan elemen non-logam lainnya.; lebih dari itu, mereka memiliki struktur molekul yang sangat besar. 


Material ini secara tipikal memiliki densitas yang rendah, sangat fleksibel, dan mudah dibentuk. Biasanya polimer dikenal sebagai plastik, plastik merupakan pemantul cahaya yang kurang baik, dan cenderung bersifat transparan dan transluen.


Klasifikasi polimer dapat dibagi berdasarkan :

a.        Sumber atau asal

-          Alam : hewan, tumbuhan, dan mineral

-          Sintetis : hasil polimerisasi hasil polimer adisi

b.       Sifat termal

-          Termoplastik (selulosa, polisterin, Vinil)

-          Termoseting plastik (phenol, amino, furan, gemuk)

c.       Sifat-sifat umum dari polimer

-          Ringan (masa jenis relatif rendah)

-          Tidak tahan temperatur tinggi

-          Kekuatan tarik rendah dan keuletan tinggi

-          Isolator yang baik

-          Modulus elastisitas rendah




     4.      Komposit

Terdapat cukup banyak material komposit yang terdiri lebih dari satu tipe material yang telah dibuat. Sebuah komposit dirancang untuk memperlihatkan kombinasi dari sifat/karakteristik terbaik dari masing-masing komponen material. Serat kaca (Fiberglass) merupakan salah satu contoh yang sangat umum, dimana serat gelas dilekatkan ke dalam material polimer. Fiber glass memiliki sifat kuat yang berasal dari kaca dan sifat lentur yang berasal dari polimer. Banyak sekali pengembangan material terbaru melibatkan material komposit.


a.       Jenis-jenis serat :
-          serat gelas

-          serat karbon

-          serat polimer

-          serat logam


b.      Klasifikasi dari komposit tergantung kepada bahan-bahan penyusun seperti :

1.)    Beton bertulang
·         matrik = pasir, semen, kerikil
·         serat = batang baja

2.)     Pahat karbida
·         matrik = Perlit
·         serat = karbida besi ( sementit)

3.)     pahat CERMET
·         matrik = Keramik
·         serat = logam

4.)      Carbonex

·         matrik = Resin
·         serat = serat karbon









      C.    Kebutuhan Material Modern

Meskipun terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam memahami dan mengembangkan material dalam beberapa tahun belakangan ini, masih terdapat beberapa tantangan teknologi yang membutuhkan pengalaman yang lebih luas dan spesialis di bidang ini. Beberapa pujian sangat tepat diberikan untuk menghormati para ilmuan yang berhasil menemukan berbagai hal baru dalam bidang material sehingga memudahkan kehidupan kita sekarang ini.

Energi merupakan salah satu bidang yang diperhatikan akhir-akhir ini. Para ilmuan berusaha untuk menemukan sumber energi baru yang ekonomis dan membuat sumber energi yang telah ada menjadi lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Material tidak diragukan lagi akan memainkan peranan penting dalam pengembangan ini. Sebagai contoh, Konversi langsung dari solar menjadi energi listrik, penggunaan teknologi sel surya untuk memenuhi kebutuhan energi namun dalam pembuatannya dibutuhkan beberapa material yang lebih rumit dan cukup mahal Untuk memastikan suatu teknologi dapat digunakan, maka dibutuhkan material yang dapat menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi selama proses konversi dengan harga yang cukup murah.

Energi nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai bahan bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga dibutuhkan solusi yang cermat untuk mengatasi persoalan ini.

Kualitas lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol polusi udara dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi adalah dengan menggunakan beberapa variasi material. Pemrosesan material dan metode penghalusan dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin buruk, sehingga polusi berkurang dan kerusakan alam akibat penambangan juga berkurang.

Salah satu penggunaan energi terbesar berada pada sektor transportasi. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat diantaranya dengan menggurangi berat dari kendaraan tersebut (automobile, pesawat terbang, kereta api, dan lainnya), meningkatkan pengaturan panas mesin sehingga tidak terlalu banyak panas yang dibuang, Pemilihan material yang sangat kuat dengan densitas yang rendah, atau material yang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi.

Banyak material yang kita gunakan diperoleh dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harus dilakukan penghematan. Material ini meliputi polimer yang berbahan dasar minyak, dan beberapa logam. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini perlahan-lahan akan habis, sehingga diharuskan bagi setiap penemuan yang digunakan sebagai material cadangan atau pengembangan dari material baru harus memiliki sifat-sifat yang sebanding dan memiliki dampak kerusakan yang seminimal mungkin bagi lingkungan. Sumber energi alternatif merupakan tantangan utama untuk para ilmuan dan perekayasa material.




BAB IV KESIMPULAN

  1. Klasifikasi material ada 4 yaitu berupa logam , keramik , polimer dan komposit  dimana setiap bahan mempunyai karakteristiknya tersendiri .
  2.   Perkembangan material dimulai dari zaman batu dimana manusia hanya mengenal  material yang terdapat di alam seperti kayu ,batu ,dll . yang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dibuat  material lain seperti polimer dan komposit .
  3. Dari ke 4 jenis material tersebut  keramik memiliki ketahanan panas yang tinggi yaitu dibawah 10000 C .
  4. Dari keempat jenis material tersebut logam adalah penghantar listrik yang paling baik
  5. Material mempunyai sifat – sifat yaitu sifat listrik , sifat thermal , dll.  


DAFTAR PUSTAKA

Callister, William D. 1994. Material Science and Engineering An Introduction. Third Edition,
New York: John Willey and Sons.
diakses 4 Februari 2015
Paroli, 1997. Material teknik : http://repository.usu.ac.id/bitstreal/pdf diakses 4 Februari 2015

Vlack, Lawrence H. Van. 2004. Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, Terj. Sriati

Djaprie. Jakarta: Erlangga


1 komentar: